Friday, November 18, 2011

Ikhwan Libya Adakan Konferensi Publik Pertama Setelah Lama Ditekan

Ikhwanul Muslimin mengadakan konferensi publik pertama di tanah Libya pada hari Kamis kemarin (17/11) setelah dilarang selama beberapa dekade oleh rezim Gaddafi dan membentuk platform untuk membuat nada yang moderat serta menyerukan upaya rekonstruksi nasional yang lebih luas.

Berbicara setelah sembilan bulan dimulainya pemberontakan terhadap Muammar Gaddafi yang kemudian mengakhiri 42 tahun pemerintahannya, pemimpin Ikhwan Libya Sulaiman Abdulkadir memuji pemberontakan dan menyerukan faksi Libya untuk bersatu.

"Membangun kembali Libya bukan tugas untuk satu kelompok atau satu partai tapi untuk semua orang, berdasarkan pada kemampuan mereka," kata Abdulkadir dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 700 orang di sebuah gedung perkawinan di Benghazi, kota timur di mana pemberontakan melawan Gaddafi dimulai.

Abdulkadir bagaimanapun tidak menolak jika salah satu dari anggotanya menjadi bagian dari kabinet interim, yang dijadwalkan menyelenggarakan pemilihan umum pada bulan Juni tahun depan untuk majelis konstituante. "Mungkin beberapa (anggota) akan bergabung berdasarkan kualifikasi dan kemampuan mereka. Tapi untuk periode beberapa waktu kita tidak akan bergabung sebagai sebuah partai," katanya kepada Reuters setelah pidatonya.

Acara diselenggarakan dengan panggung yang ditutupi dengan warna nasional yang baru dan pidato juga diberikan oleh pembicara tamu dari partai Islam moderat Tunisia An-nahdhah dan Ikhwanul Muslimin Suriah yang dilarang.

"Saya merasa sangat bahagia. Ini kebebasan. Ini seperti mimpi bagi kami," kata Abdallah Dahmani, seorang dosen kimia berusia 65 tahun anggota Ikhwan.

Anggota Ikhwan yang diwawancarai oleh Reuters telah bergabung dengan Ikhwan beberapa dekade yang lalu dan telah tinggal di luar negeri atau dipaksa untuk merahasiakan keanggotaan merekadi dalam negeri karena khawatir penangkapan, penyiksaan dan pemenjaraan.

Setelah bertahun-tahun menjaga kerahasiaan, mereka mengatakan bahwa mereka ingin menunjukkan kepada publik Libya bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan tentang kelompok mereka - sebuah cabang dari Ikhwanul Muslimin Mesir.

"Tidak ada rahasia apa-apa dari kami. Kami tidak berencana untuk menghancurkan negara ini," kata Saleh Musbah Abdou Majid, 56 tahun, seorang insinyur dari Tripoli yang bergabung dengan gerakan Ikhwan pada tahun 1979.

Pemimpin gerakan, Abdulkadir, menekankan sifat moderat kelompok Ikhwan dalam sambutannya.

"Kami tidak ingin mengganti satu tirani dengan tirani yang lain. Kami ingin membangun sebuah masyarakat sipil yang menggunakan Islam moderat dalam kehidupan sehari-hari," katanya. "Sekarang tugas bersama kita adalah untuk melindungi Libya, untuk berbicara satu sama lain, bukan saling berkelahi," tambahnya.(fq/reu)

No comments: